Aku nggak tahu harus memulai semuanya dari mana. Aku kehilangan mood ku. Bahkan untuk sekedar menyapa pembaca blog-ku. Semua terlihat samar. Abu-abu. Semua terlihat palsu di mataku. Aku bahkan tidak bisa membedakan mana di antara mereka yang tulus dan tidak. Aku tidak bisa membedakan mana yang kebenaran dan mana yang bisikan setan. Sungguhlah persetan dengan semua ini!
Kalian! Tidak! Sepertinya aku harus memulai dari kamu! Iya kamu! Apa perlu aku tegaskan kalau aku ini termasuk spesies manusia dan bukannya hewan? Aku manusia (yang jelas) mempunyai hati, terlebih perasaan. Setelah hari itu apa ini yang memang kamu rencanakan? Mungkin kamu tak tahu jika aku diam-diam di sini menunggumu. Mungkin kamu tidak tahu berapa lama waktu yang aku butuhkan untuk mendengar kata itu. Iya, kamu memang tidak tahu dan tidak mau tahu. Aku merasa seperti dikhianati. Ini bahkan lebih sakit daripada teriris pisau.
Lalu kalian! Aku tidak tahu apa yang kalian lakukan di belakangku. Entah aku ingin mengetahuinya atau tidak. Yang jelas kenyataan itu akan menjadi sangat menyakitkan. Melihat dia tertawa, tersenyum begitu lepas tanpa ada beban aku menjadi terpikir mengapa aku harus merasa tersiksa ketika orang lain bahagia?
Ingatkah kalian bahwa aku ini adalah manusia yang memiliki hati? Hati yang bisa merasakan sakit. Dan tahukah kalian bahwa rasa sakit yang kalian timbulkan itu teramat sakit? Teramat sakit sampai membuat dadaku sesak. Aku lelah. Aku lelah untuk berpura-pura terlihat baik. Semakin aku bersikap seolah tak terjadi apa-apa, semakin besar pula rasa sakit yang kalian buat. Aku lelah untuk tersenyum di atas kesedihan ini. Tapi aku tidak bisa tidak tersenyum di depan kalian. Karna aku tahu bahwa kalian, ya tak satupun dari kalian ingin tahu bagaimana kondisiku yang sebenarnya. Karna kalian tak mau tahu sisi rapuh dariku. Bahkan jika kalian tahu, itu akan lebih sakit karena kalian akan mengabaikannya. Entah harus apa aku mengungkapkan ini semua. Air mata hanya akan sia-sia. Jawab aku! Harus dengan apa?
Tuhan.... Aku tak tahu apakah ini awal atau akhir. Aku tak ingin ini menjadi akhir, tetapi ini juga terlalu pahit untuk menjadi awal. Setidaknya, setidaknya jika mereka dapat "sedikit" saja memikirkan perasaanku, rasa sakit ini mungkin akan berkurang.
Beruntunglah kalian karna hatiku selalu memaafkan kalian. Mungkin kalian berpikir bahwa aku ini bodoh karena terus saja disakiti oleh hal yang sama. Tapi pernahkah kalian berpikir kenapa aku bersikap seperti ini? Itu karena aku memberikan kesempatan kepada kalian untuk memperbaiki kesalahan yang terjadi pada hal sebelumnya. Terlebih lagi kamu. Jika benar kamu adalah pangeran tolong kasihanilah rakyatmu ini. Jangan membuatnya terus menderita.
-sfr